Saturday, April 9, 2011

Belanja Murah Meriah Muntah ( B3M ) di Pajak Sentral Medan

          



          Mungkin bagi kita ank muda kalu jalan-jalan atau hanya sekedar menghabiskan waktu yang kosong alias cuci mata, pasti kal gak ke mall paling tidak nongkrong ke kafe-kafe di sekitar kita. Namun kebayangkah anda ketika hal waktu kosong tersebut anda habiskan di sebuah pasar tradisional???
wahh pasti tidak pernah terbayangkan??
mungkin hanya ibu-ibu yang ingin membeli kebutuhan sehari-hari saja yang akrab dengan pasar tradisional.
kalau kiranya ingin merubah persepsi begitu apa salahnya mari anda baca tulisan di blog saya ini.
Seperti halnya dengan pasar di  kota medan, sebuah pasar tradisional yang terbesar di kota Medan ini memiliki nama lain ialah pusat pasar, pajak sentral, pajak sambu. Dari namanya saja, seakan-akan pasar tradisional ini sudah melegenda sekali di mata masyarakat kota Medan. berikut dijelaskan beberapa hal mengenai sejarah pasar sentral, atau pajak sambu ini



          Pusat Pasar (juga dikenal dengan nama Pajak Central) adalah sebuah pasar besar yang terletak di Pusat Pasar, Medan Kota, Kota Medan, Indonesia. Gedung Pusat Pasar pada masa kini terhubung dengan gedung Medan Mall, sebuah pusat perbelanjaan modern.
          Usul untuk mendirikan sebuah pasar besar yang dikelola pemerintah diterima dengan bulat dalam sebuah sidang Gementeraad pada tanggal 29 April 1929. Pembangunan pun mulai dilaksanakan pada 2 April 1931, namun sempat tersendat akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun tersebut. Pembangunan baru diselesaikan pada 21 Desember 1932.
          Pusat Pasar dibuka pertama kalinya pada 1 Maret 1933. Kompleks pasar dibagi kepada empat gedung. Pada tahun-tahun awal kios-kios Pusat Pasar tidak banyak ditempati pedagang karena keadaan ekonomi1942 ongkos penyewaan kios diturunkan hingga semurah-murahnya dan jumlah pembayaran disesuaikan dengan kesanggupan sang penyewa. yang kurang baik dan alasan bahwa memindahkan kios dari tempat asal ke Pusat Pasar akan merepotkan. Untuk mengatasi masalah ini, maka pada tahun
Pada tahun 1971 dua dari empat bangunan pasar habis terbakar. Lalu pada tahun 1978 dua bangunan yang tersisa juga terbakar. Akibatnya para pemilik kios terpaksa menggelar dagangan mereka di jalanan di sekitar daerah tersebut untuk dapat tetap berjualan. Pemerintah kemudian membangun bangunan baru yang bertingkat sebagai pengganti bangunan lama yang terbakar. Pada saat yang sama, bangunan yang baru tersebut juga membuat keadaan pasar tertata dengan lebih rapi. Setelah Medan Mall dibangun pada pertengahan 1990-an, kedua bangunan tersebut (Pusat Pasar dan Medan Mall) dihubungkan sehingga pengunjung dapat berpindah bangunan dengan mudah.
          Memang selama ini hal yang terbayang di dalam pikiran kita adalah bahwa sebuah pasar sangat identik dengan yang namanya kotor, tidak rapi, becek, dan masih banyak lagi. tentunya hal tersebut tentang pasar tradisional,. Namun pernah kah anda membayangkan hal lain yang ada di dalam pasar tradisional seperti halnya pajak sambu ini????
baik akan saya jelaskan.


          Saat saya berkunjung kesana beberapa waktu yang lalu, saat saya menemani ibu saya berbelanja keperluan acara syukuran di keluarga saya, saya datang dengan raut wajah yang tidak senang, karena takut lingkungan yang kotor dan becek, ternyata ya memang benar adanya, sesampai disana temptanya wahh becek, kotor, berlumpur, tapi tidak ingin hanya menggerutu karena tempat belanja yang kotor, saya berusaha memikirkan hal posotifnya juga, saya melihat-liha keadaan sekitar. Dan melihat ibu saya yang sedang berbelanja dan melihat aksi tawar menawar dengan berbagai trik dan intrik yang dimilikinya, dan saya pun berfikir, ternyata asik juga belanja disini, bisa dapat harga yang murah. tidak hanya itu saja, berhubung karena kami datang kesana sewaktu pagi hari, barang-barang yang dijualpun seperti sayur mayur, buah-buahan, ikan, daging,semuanya segar-segar dan baru dipetik dari kebun dan langsung didatangkan ke pasar ini, seruu kan??? Tidak hanya kebutuhan pokok saja, yang saya lihat, ternyata juga ada berbagai ragam pakaian, baik baru maupun yang setengah pakai alias monja,. haha. yang baru pun murah, apa lagi monja?? setelah ibu dan saya asik berbelanja, perut pun terasa lapar, dan kami memutuskan untuk singgah ke sebuah warung sarapan, hemmm rasanya enak, lengakap, dan murah. Wahh saya berfikir, gak kalah dech sama yang namanya mall. Nah kini saatnya anda mencoba bagaimana sensasi berbelanja di pasar sambu, apakah mendapatkan sensasi seperti yang saya rasakan?? Apa salahnya anda mencoba.

No comments:

Post a Comment